Thomas dan Uber Cup telah mengundang banyak perhatian bagi pecinta Badminton di seluruh Dunia khususnya Indonesia. Mantan Juara Thomas sebanyak 13 kali ini telah mendapat banyak kesulitan melawan negara " Tirai Bambu " Cina. Bagaimana tidak Tim Merah Putih kembali gagal untuk mendapat piala Thomas untuk yang ke 14 kalinya. Tim Merah Putih ini juga gagal pada Ajang bergengsi Thomas dan Uber Cup 2 tahun silam. Akibatnya kekecewaan para Suporter melanda pada PBSI yang dianggap kurang dalam penekanan para atlet Badminton Indonesia. Parahnya lagi 2 tahun lalu Indonesia hanya dapat mencapai babak semi final melawan Korea yang ditargetkan menang, kendati tim merah putih tidak dapat mengimbangi perlawanan dari negara "
Lain halnya dengan Tim Uber Cup, Tim Uber Cup justru tidak satupun atlet kita yang masuk dalam rangking 10 besar dunia. Tim Uber tanah air telah menembus babak final 2 tahun silam, tapi untuk tahun ini Indonesia dihentikan oleh Cina di babak semi final dan disudahi dengan 3-0. Hal ini menjadi bukti bahwa Cabang olahraga Badminton yang menjadi kebanggaan bangsa Indonesia menurun drastis. Harapan bangsa Indonesia pada PBSI adalah untuk lebih gencar mencari bibit-bibit unggul sebagai regenerasi para pahlawan merah putih. Untuk kembali memboyong Piala Thomas maupun Uber yang telah menjadi tradisi lama bangsa Indonesia.
Lain halnya dengan Tim Uber Cup, Tim Uber Cup justru tidak satupun atlet kita yang masuk dalam rangking 10 besar dunia. Tim Uber tanah air telah menembus babak final 2 tahun silam, tapi untuk tahun ini Indonesia dihentikan oleh Cina di babak semi final dan disudahi dengan 3-0. Hal ini menjadi bukti bahwa Cabang olahraga Badminton yang menjadi kebanggaan bangsa Indonesia menurun drastis. Harapan bangsa Indonesia pada PBSI adalah untuk lebih gencar mencari bibit-bibit unggul sebagai regenerasi para pahlawan merah putih. Untuk kembali memboyong Piala Thomas maupun Uber yang telah menjadi tradisi lama bangsa Indonesia.